Tuesday
Hijab Jadi Pager untuk Tetap Berusaha Berbuat Baik
kenakalan remaja - Tiyasiffa Bifadhlina nama lengkapnya gadis cantik berjilbab usia 25 tahun asal Jawa Barat ini menceritakan kisah berhijabnya berawal sejak Ia duduk di kelas 11. Saat itu, Tiyas nama panggilannya adalah merupakan remaja yang suka mengikuti tren dan berbusana yang Ia dapatkan dari majalah remaja. Waktu itu, wanita berhijab belum bisa se-eksis jaman sekarang.
Hijaber geulis ini pada awalnya mengaku ada rasa ragu serta takut untuk memakai jilbab. Rasa ragu yang Ia rasakan lantaran Ia masih merasa bahwa ibadah yang Ia jalankan masih belum bagus, "shalat aja masih sering bolong-bolong" tuturnya. Perasaan takut tidak bisa istiqamah pun juga menghampirinya karena menurutnya berhijab itu merupakan komitmen yang harus dilakukan seumur hidup, dengan segala tata laku sikap dann ucapan. Masih ada rasa belum ikhlas juga untup nutup kepala, nutup rambut yang jadi kebanggaannya sejak kecil.
Tidaklah mudah memang dalam prosesnya. Banyak ujian yang harus dilewatin. Bertahan ditengah pergaulan remaja yang penuh warna-warni. Tapi bersyukur Alhamdulillah Tiyas berada pada lingkungan orang-orang yang luar biasa, yang selalu support mengingatkan serta membimbing ilmu agama yang selama ini Tiyas lalaikan atau bahkan Ia tak tahu sebelumnya.
Dulu ada yang bilang, ngapain pakai jilbab tapi masih suka ngomongin orang, masih suka su'udzon, masih begini lah begitu lah. Yang penting, hatinya dulu yg dikerudungin. Tapi buat Tiyas, hijab itu wajib. Harus paham arti dan makna dari memakai jilbab, juga ikhlas mejalaninya. Malulah kalau pake hijab tapi shalat masih bolong-bolong, malulah kalau pakai hijab tapi msih "tidak baik".
Hijaber geulis ini pada awalnya mengaku ada rasa ragu serta takut untuk memakai jilbab. Rasa ragu yang Ia rasakan lantaran Ia masih merasa bahwa ibadah yang Ia jalankan masih belum bagus, "shalat aja masih sering bolong-bolong" tuturnya. Perasaan takut tidak bisa istiqamah pun juga menghampirinya karena menurutnya berhijab itu merupakan komitmen yang harus dilakukan seumur hidup, dengan segala tata laku sikap dann ucapan. Masih ada rasa belum ikhlas juga untup nutup kepala, nutup rambut yang jadi kebanggaannya sejak kecil.
Tidaklah mudah memang dalam prosesnya. Banyak ujian yang harus dilewatin. Bertahan ditengah pergaulan remaja yang penuh warna-warni. Tapi bersyukur Alhamdulillah Tiyas berada pada lingkungan orang-orang yang luar biasa, yang selalu support mengingatkan serta membimbing ilmu agama yang selama ini Tiyas lalaikan atau bahkan Ia tak tahu sebelumnya.
Dulu ada yang bilang, ngapain pakai jilbab tapi masih suka ngomongin orang, masih suka su'udzon, masih begini lah begitu lah. Yang penting, hatinya dulu yg dikerudungin. Tapi buat Tiyas, hijab itu wajib. Harus paham arti dan makna dari memakai jilbab, juga ikhlas mejalaninya. Malulah kalau pake hijab tapi shalat masih bolong-bolong, malulah kalau pakai hijab tapi msih "tidak baik".
Hijab jadi pager untuk kita tetep berusaha berbuat baik, menebarkan kebaikan serta menjaga dari hal-hal buruk. Insyaa Allah, selama hati bersih, apapun yg dilakuin akhirnya jadi berkah. Aamiin Yaa Rabbal'alamiin.- mendesah -
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.